Senin, 14 Oktober 2013

Our Love Story - Faisalliya

SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto, di sekolah ini dulu kita pertama kali ketemu. Tiba-tiba dia datang membawa harapan, hingga kami dekat satu sama lain. Ceritanya kalo pas jaman SMA itu ada yang namanya jadian, jadian itu kalo si cowok sudah menanyakan “would you to be my girl friend?” si cewek jawab “absolutely yes” *sambil malu-malu.

Lama, semakin lama, tak kunjung ucapan itu keluar dari mulutnya, dan saya masih berharap. Banyak teman yang merasa dia menggantungkan saya *eh jadi kalo hubungan nggak jelas itu namanya nggantung ya teman-teman.. nggak ada kata jadian diantara kami, tapi tetep aja saya sebel kalo dia deket sama perempuan lain.. hingga akhirnya terlihat seperti saya mengejar2 dia yang PHP alias Pemberi Harapan Palsu.. wkakaakak

Sampai dia lulus sekolah, kemudian kuliah di Semarang. saya masih kelas 3 SMA waktu itu, tapi rasa itu tetap sama, sesekali bertukar sapa lewat surat yang diposkan, mengirim hadiah, dll.. ya gitu deh.. walaupun deketan tapi ya kita nggak berstatus pacaran..

Giliran saya yang lulus sekolah, Allah mengantarkan saya ke kampus Universitas Negeri Yogyakarta disinilah mulai mencari makna dan arti kehidupan, kalau hidup itu harus besar, luas, dan manfaat yang sederhana itu sikapnya. *supeerrr eh gadis cilik sekarang sudah beranjak dewasaa.. :p
Subhanallah Allah memberi saya teman-teman yang jauh dari budaya hedonis, sederhana, baik hati dan religius. Kami berusaha sekeras mungkin berlomba-lomba dalam kebaikan. mengingatkan dalam keburukan, ah indahnya. Waktu terbuang sia-sia ketika kita tidak mengahabiskannya untuk menjadi manfaat bagi orang lain..

Saya mulai berusaha melupakan dia, bukan karena terganti oleh sosok yang lain, tapi lebih karena saya ingin memperbaiki diri, memantaskan diri untuk jodoh yang insya Allah juga sedang memantaskan dirinya untuk saya.

Suatu hari Allah pertemukan kami kembali dalam event-event pertandingan robot yang di ikutinya di Jogja, berkenalan sama temen-temen POLINES yang baik hati, eh tapi malah diledekin *jadi malu..  saya menemuinya hanya sekedar bertemu sebagai teman lama, saya sadar, bahwa komitmen itu dimulai setelah adanya kesepakatan dalam sebuah khitbah.. No couple before akad.. Bismillah, bisa, bisa, bisa.. ^_^

2011 dia lulus kuliah, kemudian bekerja di perusahaan tambang di Kalimantan waktu itu saya masih kuliah semester akhir, Juni 2012 resmi lulus dan Yudisium akhir bulan itu, sambil menunggu wisuda, saya sudah mulai mencari pekerjaan. Wisuda bulan September 2013, OMG dan saya belum mendapatkan pekerjaan yang pas. Ditengah stress saya mencari kerja, tiba-tiba dia mengajak saya menikah, tapi saya bertekad untuk mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu dan mempersilahkan bila hendak memilih yang lain.

Januari 2013, saya beruntung lolos seleksi rekrutmen sebuah Bank BUMN di Bandung, Alhamdulillah akhirnya impian mendapatkan pekerjaan yang mapan segera terwujud. Hey ternyata di perusahaan itu tidak boleh menikah selama dua tahun, saya bicarakan lagi padanya yang sudah lama mengajak saya menikah, daaaaann dia mempersilahkan saya memilih mau menikah dengannya atau bekerja.  Tetooot maaf ya bu, pak kali ini anakmu mengecewakan kalian karena saya memilih tidak mengambil pekerjaan itu. Maafkan anakmu ini karena memilih ingin menikah muda yang kata orang belum sempat membahagiakan kalian, tapi pak bu bagiku itu bukan alasan untuk tidak berbakti pada kalian.

Oiya keputusan tersebut sudah saya fikir masak-masak, insya Allah dengan hati dan pikiran yang jernih, Bukankah laki-laki seperti dia sangat jarang ditemui saat ini, yang bukan memacari tapi membuktikan cintanya dengan menikahi. Ah bukankah yang seperti itu yg kamu inginkan li? Apa ketika datang pria seperti itu kemudian km memilih duniawi (pekerjaan-red)?

Berbakti pada suami yang saleh insya Allah akan menghadiahkan surga, belum tentu berbakti diperusahaan yang tidak membolehkan menikah dihadiahkan Surga oleh-Nya. waktu itu saya memang belum mempunyai pekerjaan yang tetap tapi Alhamdulillah sudah ada income, ya memang baru cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tapi sudah tidak menggantungkan sepenuhnya sama orang tua.

Ujian datang lagi, orang tuanya belum mengijinkan kami menikah karena alasan belum mapan, saya tau pandangan seperti itu juga untuk kebaikan kami, mereka menyesalkan kenapa saya tidak mengambil pekerjaan itu. Kembali jadi job seeker, melamar kesana-kemari tapi kali ini tidak melamar di perusahaan yang nggak ngebolehin menikah. Akhirnya Allah memberikan saya rizki untuk bekerja di sebuah perusahaan property di lereng gunung slamet. Subhanallah



Selang beberapa bulan entah angin apa yang menggerakkan hati orang tuanya, Alhamdulillah akhirnya kami diijinkan untuk menikah, Sabtu, 21 September 2013 dia dan keluarganya resmi meminang saya, sejak saat itulah saya mulai berkomitmen dengan seorang pria.. #eh bagi yang keduluan jangan menyesal yaaa karena kurang cepat.. ckckk


Insya Allah 9 Februari 2014 tepat di tanggal ulang tahun kami berdua akan melangsungkan pernikahan

mohon do’a restu dari teman-teman semua









Ditulis oleh : Liya Amsaroh

Tidak ada komentar: