Selasa, 26 April 2011

Sahabat Sejati? Adakah?

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.


Bukan menghakimi teman-temanku nggak setia, nggak perhatian dan lain sebagainya sih. selama ini tidak ada teman yang nggak baik, semuanya baik hati. tapi yang aku herankan persahabatan kita itu ya cuma sebatas pada dimensi waktu yang kita lalui itu saja.
misalnya saja pada saat SD teman yang biasa rantang-runtung bareng ya paling cuma pas SD itu aja. toh kalau nanti satu SMP lagi kedekatan sudah tidak seperti dulu lagi. entah faktor x apa yang menyebabkannya.

sampai sekarang saja, teman saya satu SMA yang paling setia paling cuma Nopriza Umami. yang masih sering SMS, telpon, janjian chat. walaupun nggak pernah ketemu.
terus temen SMP, cuma Faya Reska Viandari saja yang masih setia mendengar keluh kesahku. bukan berarti njuk yang lain putus hubungan atau tali silaturahmi persahabatanku dengan teman yang lain terputus, cuma.. ya hanya orang itu yang masih intens berhubungan denganku. yang lain ya jarang-jarang lah. sesekali saja ada telepon masuk, dan aku tau. paling itu modal gratisan. hmm? masa aku di inget kalo ada gratisan aja jal? masih mending lah daripada kau yang tidak modal sama sekali.

dulu kemana-mana bareng, dari makan siang sampai makan malam. sekarang mengunjungi kota tempat tinggal masing-masing saja tidak mampir. bahkan satu kota saja tidak pernah bertemu.
tidak tau teman kuliahku nanti, ah paling juga sama. nanti kalau sudah berkutat dengan kehidupan baru masing-masing ya do sibuk dewe-dewe.
sudah berganti dimensi waktu perlahan sahabat hilang satu-persatu. tertinggal satu-persatu di stasiun yang kita lewati. entah kemana.
terus apa dong sahabat sejati? kalau dari namanya saja sejati, berarti kan ya selamanya ya? berarti yang ada hanya teman. masa ada bekas sahabat? ya nggak lah.
terus berarti ya teman, yang menemaniku melewati dimensi waktu yang perlahan terus berganti. dan berganti pula teman yang menemaniku. kecuali sahabat sejati

tapi aku beruntung Allah mempertemukan aku dengan kalian. yang senantiasa mengingatkan aku ketika datang khilafku. dan mensuport aku ketika datang malasku. dan siapapun yang akan menemani kita melewati waktu demi waktu. semoga kita dikumpulkan dengan orang-orang yang mendekatkan kita pada-Nya. dan dijauhkan dari orang-orang yang yang menjauhkan kita dari-Nya. ingat Al-Ashr

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)

Sabtu, 23 April 2011

3 Komoditi Paling Berharga

Mengulangi lagi kata-kata Pak Tatung, 3 komodoti yang paling berharga di dunia ini
1. Waktu
2. Kesehatan
3. Uang

perlu waktu unutk menyatakan diri setuju atau tidak
*direnungkan dulu nih*

Minggu, 10 April 2011

Enterpreneur Muda

Saya dan my twin memang hoby berjualan. Jualan apa saja, ya kalau ada yang pesan dan membutuhkan. Mulai dari Pulsa, Pakaian, sampai Makanan sekalipun. Tapi ternyata usaha saya belum bisa disebut wirausaha. Ya, saya belum bisa disebut Enterpreneur Muda. Salah satu syarat yang harus dipenuhi yang saya garis bawahi adalah mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup satu bulan tanpa suntikan dana dari orang tua.
Saya baru bisa berdagang, baru bisa berjualan.
Bahkan profit yang saya hasilkan paling-paling hanya bisa menopang kebutuhan saya selama satu minggu, pun itu hanya makan.
Tidak untuk yang lain-lainnya. Pernah saya punya ide gila sama teman-teman. Mau buka lapangan futsal. Prospeknya bagus, saingan baru satu. Anak muda disini banyak, bapak-bapak kantoran juga sekarang hoby futsal.
Kalo saya anaknya miliarder sih mau-mau saja patungan 250jt. Haha
Ah yang penting sekarang usaha, tidak usah memikirkan laba/rugi dulu.
Ini proses yang harus dijalani mungkin, ya kalaupun tidak progress-progress ya disyukuri saja. Mungkin belum waktunya

Kamis, 07 April 2011

Mblaur

Sebenarnya saya bukan tipe orang yang terlalu cemas memikirkan yang akan datang, saya cenderung hidup pada hari ini. terkadang kalau lagi sharing sama temen-temen atau lagi membuat proposal hidup, Lagi-lagi saya terperanjat hebat kalau membuka kalender. sudah bulan April. sudah setengah semester juga saya menjalani semester ini. ya begini ini kalau tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, kuliah sudah semester 4 bahkan membuat neraca masih sering belum balance.

Pilihannya melanjutkan studi ke jurusan yang sama atau mau menjadi bagian dari pembentuk karakter bangsa yaitu menjadi pendidik. ah tapi saya tidak ada sense sama sekali. yang jelas saya tak mau terus-terusan membebani pundak orangtua karena saya belum mandiri.

Entahlah, belum ada rencana untuk kedepannya, lha saya sendiri belum ngerasain "feel"nya si. kesana pengen kesitu pengen, tapi mau tidak mau tahun depan saya harus angkat kaki dari sini.
sebenarnya si saya nggak pingin sih kayak orang kebanyakan, merantau cari ilmu.. pulang kampung... cari kerja... hah sepertinya kehidupan dari jaman nenek moyang seperti itu melulu. bahkan tidak sedikit yang menambah-nambahi beban negara saja, menjadi pengangguran berpendidikan.boro-boro menjadi bagian dari solusi, malah-malah menambah masalah yang sudah ada. kadang saya juga takut hanya menambah-nambahi angka itu dan menjadi bagian dari permasalahan bangsa. ada satu tipe lagi nih, yang membuat bangsa kita ini semakin miskin karena uangnya habis digunakan untuk membayar para karyawannya atau biasanya si orang-orang pada menyebutnya PNS. ribuan orang menginginkan ada disana. dengan alasan jaminan masa depan nyaman lah dan sebagainya. dan bahkan orangtua saya juga menginginkan anaknya disana.
Wallahu'alambishowab

Minggu, 03 April 2011

Trendsetter Barang Nggak Penting

Blocknote
Biasanya aku menyebutnya buku diariku. ada beberapa jenis sih sebenarnya, ada yang biasa kubuat mencatat utang teman-teman. sampai-sampai aku dan my twin (Santi Budi Utami) dijuluki debt collector alias rentenir.
terus yang biasa kugunakan mencatat notulen dan ilmu-ilmu yang kudapat dari berbagai kajian, diskusi, buku yang ku baca, seminar. ya pokoknya mencatat kata-kata motivasi apapun dan dari manapun.
ada juga yang kugunakan mencatat pengeluaran, (buku kas-ku). maklum lah orang akuntasi semua transaksi dicatat dan dibukukan sedemikian sehingga.
ternyata teman-teman cukup terinspirasi, haha.
beberapa teman-temanku sekarang juga menggunakan buku seperti yang kugunakan.



Syal
Syal yang pertama kubeli adalah syal warna ungu yang berpadu dengan putih. belinya di Malioboro, sebenarnya nggak sengaja. lagi lihat-lihat, waktu itu aku sedang menemani temannya si Em dari UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) yang lagi study tour ke Jogja. eh ngomong-ngomong study tour, pertengahan bulan ini insya Allah aku juga ada visit company ke Semarang.
lagi-lagi ada juga yang terinspirasi dengan syal-ku, fungsinya memang bukan buat aksesoris fashion. tapi adalah sebagai penutup muka ketika berkendara dengan sepeda motor. beberapa orang teman juga ada yang cukup terinspirasi dan mengganti slayer penutup muka dengan syal. hehe




Antis
Antis adalah pencuci tangan tanpa air. biasanya kugunakan untuk adem-adem tangan. kan kadar alkoholnya tinggi tuh, jadi adem gitu. haha, nggak mutu.
pake antis bukan sok nggaya, sok bersih gitu. padahal yo kalo mau makan nggak mesti pake. ahihi, sekarang teman-temanku juga memakainya. ada beberapa yang memakai versi yang berbeda tapi maknanya sama sih.