Sabtu, 25 Desember 2010

Saya Menilai Saya

Saya adalah orang yang cenderung berkepribadian Sanguinis-Koleris

yang saya garis tebal adalah yang memang "aku banget"

SANGUINIS:
KEKUATAN:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan

KELEMAHAN:
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".




KOLERIS pada umumnya mempunyai:
KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat

KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer

Emha Ainun Najib

Biografi :

Emha Ainun Nadjib atau yang akrab dipanggil Cak Nun, dikenal sebagai budayawan dan intelektual muslim asal Jombang, Jawa Timur. Pria kelahiran 27 Mei 1953 itu juga dikenal sebagai musisi yang banyak melantunkan lagu-lagu dakwah.

Cak Nun, yang merupakan anak keempat dari 15 bersaudara itu, menempuh pendidikan formalnya di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), meski hanya dilalui satu semester saja. Namun sebelumnya dia pernah menjalani pendidikan di Pondok Modern Gontor-Ponorogo dan menamatkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta.

Antara 1970-1975, Cak Nun, menjalani hidupnya di Malioboro-Yogyakarta. Kemudian banyak menekuni aktivitas seni dan menggelar pementasan. Beberapa pementasan spektakuler yang digelarnya di antaranya, Geger Wong Ngoyak Macan (1989), Patung Kekasih (1989), Keajaiban Lik Par (1980), Mas Dukun (1982), Santri-Santri Khidhir (1990), Lautan Jilbab (1990), Kiai Sableng dan Baginda Faruq (1993) dan Perahu Retak (1992).

Selain itu ia juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).

Hingga kini Cak Nun aktif 'berbaur' dengan masyarakat dan melakukan aktivitas berkesenian, agama, pendidikan politik dan sinergi ekonomi. Ia tetap rutin menjadi narasumber pengajian bulanan dengan komunitas Masyarakat Padang Bulan, di berbagai daerah.

Sementara aktivitas bermusiknya dilalui bersama kelompok musik arahannya, Musik Kiai Kanjeng. Kelompok musik ini membawakan lagu-lagu sholawat nabi dan syair-syair religius yang bertema dakwah.

Selain itu suami aktris Novia Kolopaking ini, adalah seorang penulis buku dan menulis beberapa naskah theater. Di antara bukunya yang populer adalah Lautan Jilbab (1989, Puisi), Seribu Masjid Satu Jumlahnya (puisi, 1990), Cahaya Maha Cahaya (puisi, 1991), Sastra Yang Membebaskan (1985), Slilit Sang Kiai (1991), Sudrun Gugat (1994), Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995), dll.

Sebelum menikah dengan Novia, Cak Nun pernah menikah dan dikaruniai seorang anak yang kini menjadi vokalis grup band Letto, Noe. Sedangkan dari pernikahannya denganNovia, Cak Nun dikaruniai empat anak.

Rabu, 22 Desember 2010

Happy Mother Mom

Berbicara tentang Ibu, tak henti-hentinya ku kirimkan do'a untuk beliau.
Beliau adalah sesosok manusia sempurna bagiku, beliaulah yang selalu membuatku 'mau belajar'
Aku mencintainya genap dengan segala kekurangan beliau.
Aku mencintainya genap dengan segala cinta kasih yang beliau ajarkan kepada kami anak-anaknya.
Aku mencintainya genap dengan segala keindahan rasa kasih sayang-Nya.
Aku mencintainya, karenaNya.

Selamat hari ibu, Mom. *I LOVE YOU*

Terimakasih tuhan, izinkan kami bersama walau raga kami terpisah jauh.
Lindungilah kami sekeluarga dari api neraka-Mu.
Izinkan kami bersama, di dunia juga akhirat-Mu.

Semoga sisa kebersamaan kami manfaat juga barokah.

Ngomong-ngomong aku udah pantes belum ??? hehehe


Senin, 20 Desember 2010

Calon Terpilih 2010-2011

Inilah nama-nama pemimpin ormawa FISE UNY periode 2010-2011

Semoga diberikan kekuatan oleh Allah dalam mengemban amanah, ingat! bahwasannya kelak akan kita pertanggungjawabkan segala yang kita lakukan di dunia ini

"Padahal sesungguhnya disisimu ada(malaikat-malaikat)yang mengawasi (perbuatanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (perbuatan-perbuatanmu itu) mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Qs. Al-Infitar 10-12)

Lakukan yang terbaik untuk FISE, UNY, INDONESIA tentunya..


KETUA BEM FISE 2010-2011 : HERI SUDARMANTO & SYARIF HIDAYATULLAH


KETUA HIMA PKnH : M. FATKHUL DAMANHURY
KETUA HIMA P. SEJARAH : OCTAVIAN
KETUA HIMA ILMU SEJARAH : AUFANNUHA
KETUA HIMA P. SOSIOLOGI : KUNCORO
KETUA HIMA P.IPS : AGUS
KETUA HIMA P. GEOGRAFI : KHAIDIR
KETUA HIMA P.EKONOMI : PIPIT
KETUA HIMA P. AKUNTANSI : IRFAN DWI JAYANTO
KETUA HIMA AKUNTANSI : REIPITA
KETUA HIMA AN : MUHARIZ
KETUA HIMA ADP : SANDRA
KETUA HIMA : MANAJEMEN : PALUPI
KETUA HIMA D3 FISE : NOVA ANJAR


DPM HIMA PKnH : NAHDLY
DPM HIMA P. SEJARAH : AFEB
DPM HIMA ILMU SEJARAH : -
DPM HIMA P. SOSIOLOGI : EKO
DPM HIMA P.IPS : M. HANUNG
DPM HIMA P.GEOGRAFI : FAJAR
DPM HIMA P. EKONOMI : TUTIK
DPM HIMA P. AKUNTANSI : PRAYOGO AJI
DPM HIMA AKUNTANSI : -
DPM HIMA AN : CHABIB
DPM HIMA ADP : SARI
DPM HIMA MANAJEMEN : -
DPM HIMA D3 FISE : ALFIAN

Untitle Part I

Saya alami fase yang tidak mudah (lagi).

Hanya bisa memendam saja, menduga-duga, mengendalikan, juga menjaganya.

Satu kondisi dimana saya hanya bisa mengadukannya pada-Mu.

Memberiku keraguan tak terakhiri.

Senin, 13 Desember 2010

Sifat Buruk

Semua orang, itu mempunyai sisi negatif. Dan itu pasti! Tidak mungkin tidak, tapi ada beberapa tipe orang dalam menyikapinya

"orang yang menyadarinya tapi tidak berbuat apa-apa"

"orang yang menyadarinya lalu berusaha menutupi kekurangan itu dengan menonjolkan kelebihan"

"orang yang tidak menyadarinya tetapi berusaha memperbaiki yang di rasa kurang walaupun kadang salah"

"orang yang tidak menyadarinya dan bahkan tidak merasa mempunyai kekurangan" Takabur mah ini namanya.

Life is a choice.
Kekurangan itu pasti ada, tinggal bagaimana menyikapinya.

Kalau seperti itu, seharusnya saya tau dong apa kekurangan saya? dan kemudian, bagaimana cara saya memilih tindakan?

Minggu, 12 Desember 2010

Demi Matahari



Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Demi bulan apabila ia mengiringi
Demi siang hari bila menampakkan dirinya
Demi malam apabila ia menutupi


Demi langit beserta seluruh binaannya
Demi bumi serta yang ada di hamparannya
Demi jiwa dan seluruh penyempurnaannya

Allah, Subhanallah … Allah, Subhanallah
Allah, Subhanallah … Allah, Subahanallah

Allah mengilhamkan sukma kefasikan dan ketaqwaan
Beruntung bagi yang mensucikan-Nya
Merugi bagi yang mengotori-Nya ... Subhanallah

Sabtu, 11 Desember 2010

Naluri Wanitaku

Banyak yang berpendapat kalau hemat sama dengan pelit. hmm, tergantung sih kalau menurut saya. hehe, mati noh? bukan gantung diri, maksudnya tergantung situasi dan kondisi.
kalau di bilang perhitungan, ya memang adanya seperti ini sih. pelit sih bukan, ngirit tah iya.
Lha wong sudah ngirit saja kadang-kadang masih defisit, apalagi tidak?

Live is must balance.
Bolehlah sesekali jadi pribadi yang konsumtif! asal tidak berlebihan.

Jan-jane daritadi ngomong opo? gini nih maksudnya mau cerita.
kalau ada muslim fair, book fair, dan sejenisnya. dan kalau sudah di situ.
mulai deh naluri wanitaku muncul, lihat ini pengin lihat itu juga. tapi kok ya dompet kok kembang kempis?
yang pengin rok-lah, jilbab-lah, baju-lah, kenapa dari tadi pake lah? karena penginnya jamak, alias banyak deng!
Terus kalau lihat pembelajaran via dvd buat anak-anak itu lho, rasanya pengin jadi anak-anak lagi. eh salah, pengen beliin buat adikku yang masih anak-anak.
pindah ke buku-buku, waduh yang ini tidak kalah menarik.
kata mbak Rara dulu, ketika beliau menanyakan apa mimpiku?
jangan bilang kalian juga ingin menanyakan itu, oh Allah sampai saat ini belum jelas. yang jelas saya ingin menjadi socialpreneur. "bidang apa Li?" nanti deh saya menjawabnya, kalau memang sudah mendapatkan kejelasan jawaban. saat ini cenderung ke dunia pendidikan anak. entah nanti kalau ternyata saya lebih resah dengan dunia politik, wirausaha, atau pengembangan sumber daya remaja yang semakin memprihatinkan.

Akhirnya melalui proses pikir panjang yang berkepanjangan, jadi di belilah ini nih.





jangan tanyakan kenapa saya memilihnya, yang ini RAHASIA deh...

Selasa, 07 Desember 2010

Pentingnya Disiplin dan Tanggung Jawab Sosial

Sudah menjadi sorotan di berbagai media masa tentang pembolosan sidang yang dilakukan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Seharusnya sanksi moral yang dilakukan oleh media masa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan mengumumkan nama-nama yang sering mangkir dalam persidangan adalah lebih dari cukup. Tetapi hal semacam itu sama sekali tidak membuat mereka jera, bahkan terjadi penurunan pada setiap masa sidang.

Lantas mengapa dulu mereka menginginkan menjadi anggota DPR kalau ketika sudah menjabat mereka membohongi diri mereka sendiri, partai yang sudah membawa nama mereka juga rakyat yang sudah memberi kepercayaan? Kalau pada pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) saja mereka tidak hadir, bagaimana mereka bisa menyalurkan aspirasi rakyatnya? Kalaupun mengahadiri sidang yang mereka lakukan adalah saling sindir ketika mengemukakan pendapat, berbicara dengan orang lain melalui telepon seluler, membaca koran, ada juga yang tidur. Bahkan ketika mereka berpendapat, pendapat mereka yang seringkali mengedepankan emosi, kepentingan pribadi maupun golongan. Itu mungkin karena sebagai politisi, mereka tidak berangkat dari bawah. Yang membuat mereka bermental seperti itu, karena mereka tidak pernah merasakan perjuangan yang sesungguhnya.

Sayang gaji yang kita bayarkan kepada mereka, sayang juga konsumsi yang sudah disediadakan hanya menjadi santapan kucing. Ironis sekali, keadaan rakyat Indonesia malah sebaliknya. Ada yang kelaparan di jalanan, mengharap belas kasihan orang lain. Ketika diajukan sanksi dengan pemotongan gaji bagi yang membolos, mereka marah.

Ada yang lebih parah lagi. Wakil rakyat yang lebih tidak bertanggung jawab, bersikap tidak profesional dengan mengambil yang seharusnya bukan menjadi hak mereka. Memasukan nominal yang tidak sedikit pada rekening masing-masing. Padahal itu uang negara, uang rakyat!

Kemanakah rasa tanggung jawab mereka? Karya nyata tangan mereka seharusnya menjadi bukti, bukan hanya sekedar omong kosong belaka ketika berkampanye.

Seharusnya para anggota DPR yang sering membolos sadar betapa besarnya amanah yang mereka emban di pundak mereka. Untuk apa mereka ada di kursi-kursi dan ruangan mewah. Lalu bagaimana seharusnya yang harus dilakukan? Mungkin dengan penyeleksian secara ketat dalam partai-partai. Kader-kader harus digembleng sebelum mereka diajukan menjadi “calon wakil rakyat”. Harus benar-benar fair, mereka yang tidak layak menjadi wakil rakyat ya seharusnya tidak di ajukan sebagai calon wakil rakyat. Hanya yang kompeten saja yang bisa di ajukan. Rakyat juga harus pintar dalam memilih wakilnya, melihat kredibilitas mereka secara seksama. Menilai trackrecord calon wakilnya selama dia menjabat. Tidak asal tanpa berpikir untuk kedepannya.

“Bukan membolos, bisa jadi ada tugas lain ketika tidak bisa hadir dalam persidangan”. Alasan seperti itu mungkin bisa diterima jika sesekali, dua atau tiga kali. Nah kalau setiap persidangan tidak hadir itu yang perlu dipertanyakan. Presensi bahkan sering memenuhi kuorum, tapi jumlah fisik yang hadir dan bertahan sampai akhir hanya segelintir saja. Pun mereka tidak merasa berada untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat, sebagai tugas utama wakil rakyat. Mereka seperti berada dalam taman kanak-kanak dan seperti tidak pernah di ajarkan sopan santun ketika pendapat mereka tidak diterima, atau tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat.

Andai saja mereka menyadari kemudian membelalakan mata hati mereka lebar-lebar, melihat dengan mata telanjang. Bukan karena kepentingan pribadi maupun golongan. Mencermati apa yang di butuhkan untuk kesejahteraan rakyat, kemudian membuat kebijakan untuk itu dengan mengajukan dalam forum-forum dan merealisasikannya dengan langkah-langkah nyata. Ingatlah rakyat yang mengaharapkan keadilan di negeri ini. Semua itu bisa terwujud seandainya para anggota DPR disiplin dan bertanggung-jawab dalam melaksanakan tugas-tugas mereka, bersatupadu bersama-sama.

Tapi yang terjadi dalam kenyataan adalah sangat jauh dari idealnya. Hasilnya ya seperti sekarang ini. Peraturan yang ada di negara kita seperti pisau yang tumpul di atas dan semakin ke bawah semakin tajam. Ketika para pemimpin melakukan pelanggaran entah para pembuat peraturan/kebijakan, aparat penegak hukum, pejabat tinggi juga pejabat peradilan. Sanksi yang berlaku tidak dilaksanakan menurut peraturan yang sesungguhnya, konkalikong di sana-sini. Berbeda ketika rakyat jelata yang melakukan pelanggaran, bahkan peraturan di tegakan setegak-tegaknya.

Ada yang salah dengan sistem di negeri kita, bangkitlah negeriku harapan itu masih ada.

Jumat, 03 Desember 2010

Yuk Kita Kembangkan Ekonomi Kerakyatan



















kebanyakan dari remaja jaman sekarang, nggak usah dipungkiri ya.

bangga kalau pakaiannya beli di butik, distro. "import ini, mahal"
yang lain juga memandandang wah.

bangga kalau makannya di KFC, MCD, ato apalah itu namanya.
yang lain juga merasa seneng kalau bisa makan di situ.

sebenernya tau nggak sih??? kalau kita mengkonsumsi barang-barang yang "katanya" di rasa di anggap wah oleh kita keuntungan tidak sepenuhnya dinikmati oleh saudara-saudara kita???

memangnya kalau bisa pake baju distro njuk berubah jadi cantik jadi ganteng po? kebanyakan dari kita, masih menganggap /memandang seseorang dari pakaaian yang dipakainya.
nggak malu ya, padahal duit masih minta-minta nih.

coba bayangkan kalu kita nih, menyetop mengkonsumsi barang-barang yang di stok dari luar negri, trus kita pake deh produk buatan rakyat-rakyat kita.
trus kita perbaiki kualitasnya dengan cara-cara kita sendiri, misal nih yang basic ilmunya fisika bikin batik dengan motif ion-ion atau partikel-partikel. atau yang dari manajemen bisa menunjukan bagaimana manajemen yang baik.

lha kita aja malu sama produk milik kita gimana orang lain mau percaya??

makanya sekarang nggak usah malu deh kalau pakaian kita, beli di toko biasa atau di pasar. nggak usah malu kalo makan growol, getuk, intip, clorot, tiwul, dll. nah yang seperti ini yang seharusnya kita budayakan.
nggak usah takut di cap nggak trendy, nggak fashionable. atau malu di kira miskin? apa malah takut nggak laku-laku?

tenang aja masih banyak generasi seperti saya, yang tidak pernah menilai seseorang dari "MERK" pakaiannya, yang tidak menilai seseorang dari "MERK" makanan yang di konsumsinya. yang penting kan bagaimana dia berusaha mendapat itu semua untuk survive,
bukan apa yang dia gunakan untuk survive.
asalkan caranya halal dan tidak merugikan orang lain, apapun "MERK"nya saya kira lebih mulia. daripada hanya mengedepankan nafsu dan gengsi saja.