Minggu, 28 Februari 2010

Kata Nisa

Cukup memberi stigma kepada otakku kalau aku bakal 'gemuk'
dan tidak lupa minum susu sapi sari husada

okelah kalau begitu

akan aku coba

kalau kata nophie
aku malah di suruh chek up

beuh, yang ini mah gak akan aku coba

*takut di fonis macam-macam oleh dokter*

Andai, andai dan andai...

Ucap maaf buat bunda

semua orang punya kesempatan untuk menjadi yang terbaik

sayang, lia tidak bisa mengambil kesempatan tersebut
lebih tepatnya belum bisa mungkin bu

andai saat ini, aku juga mampu membantu
dari kesulitan yang saat ini aku sanggup dan aku mampu

maaf, untuk saat ini

lia masih tetap benalu buat kalian

Kamis, 25 Februari 2010

Ada apa di DEPAG ?

Saat ini di Yogyakarta untuk pergi Haji harus menunggu sekitar 4 tahun setelah membayar uang muka secara cash sebesar 20.000.000 (dua puluh juta)

Yang mendaftar setiap tahun sekitar 200.000 (dua ratus ribu)jamaah

Hitungan pertahun yang bisa saya jabarkan kira-kira begini
200.000 (dua ratus ribu) jamaah X 20.000.000 (dua puluh juta) uang yang disetorkan jamaah = 4.000.000.000.000(Empat triliun)

dana tersebut sudah pasti disimpan di bank & tidak mungkin bank tidak mengedarkan uang tersebut. Nah kalau beredar berarti sudah bisa dipastikan juga, DEPAG Mendapat bunga dari bank.

Katakanlah bunga yang diberikan sebanyak 1% perbulan.

Maka angka dari bunga yang diperoleh adalah 40.000.000.000 (empat puluh miliard)

Itu hitungan bunga perbulan, belum satu tahun. Dalam 1 tahun, ya tinggal di kalikan 12 saja. Sekitar 480.000.000.000 (empat ratus delapan puluh miliard)/tahun

Waow, mengejutkan.



***
PERHATIAN. TULISAN INI TIDAK BERMAKSUD MENYINGGUNG, MEMPROTES ATAUPUN MENJATUHKAN NAMA BAIK PIHAK MANAPUN JADI JANGAN MEMENJARAKAN SAYA KARENA TULISAN INI YA... ^ ^

Selasa, 23 Februari 2010

K.O.S.O.N.G

Biasanya aku hanya mendengar lirik lagu : "pernahkah kau merasa, hatimu hampa.. Pernahkah kau merasa.. Hatimu kosong?"
Kalau biasanya hanya mendengar, sekarang aku merasakannya. Benar-benar merasakannya.

#
Kosong
#
Mati rasa

ah apalah itu namanya?

Yang aku ingin sekarang
Mengeluarkan segala yang berkecamuk di dalam hati
Yang aku ingin sekarang
mengeluarkan racun-racun yang aku takut kalau menjalar, aku kehilangan gairah hidupku

#
Yang aku bisa
hanya berharap Kau memberiku ketenangan hati

#
Aku rindu
Rindu bercerita pada-Mu di sujud panjangku

#
KOSONG

Minggu, 21 Februari 2010

Tak Mengapa

Bunga-bunga layu;tak mengapa asal kau tumbuh disampingku

Malam telan cahaya;tak mengapa asal kau sinari cintamu

Mimpi buruk menyapa;tak mengapa asal kau ada disampingku

Tiada pernah berjumpa;tak mengapa asal kau ada di khayalku

*) Song Lyrics : Arti Hadirmu, Audy.

Sudahlah

Tadi baca status nisa : "berat badanku + 7kg, sekarang yang harus aku perbaiki adalah tinggi badan"

jiaaahh...aku iri...
apalagi usaha yang harus aku lakukan??

Kadang aku kesal dengan ejekan teman-teman
hehe, cuma kesal bercanda kok nggak beneran
diledek menderita HIV
cacingan
busung lapar
TBC
ato penyakit-penyakit lainnya, buat aku sudah menjadi makanan sehari-hari

Tapi ya aku tau, mereka cuma guyonan
dan aku juga nggak pernah sakit hati atau tersinggung dengan olokan-olokan seperti itu

di rumah juga pada protes semua.. Nggak orang tua, kakak-adik, bu lik, pak lik, bu dhe, pak dhe bahkan nenek

ya aku sendiri juga nggak tau kenapa sekarang aku kurus kering seperti ini

masukan-masukan dari orang-orang juga sudah aku usahakan
mulai dari minum susu instant
susu perah asli
jamu tradisional pahitan
telor ayam kampung
penambah nafsu makan
sari kurma
obat cacing
minyak ikan
semuanya sudah aku coba
tapi hasilnya NOL besar

kemarin waktu milad mas faisal ngasih brownies gede banget
katanya : "biar dd gendut"
kemaren juga ada temen ngomong gini : "li, tak kasih coklat tapi bukan buat hari kasih sayang, biar berat badanmu naik. Hahaha"

ah sudahlah aku nggak mau mempersoalkan berat badan lagi

biar aku kurus kering begini
yang penting aku sehat
yang penting aku kuat

Thank you Allah... Atas nikmat sehat yang tiada tara ini...

Mungkin Nanti

Aku suka sekali, menyusuri alam terbuka atau gedung-gedung megah.
pergi dari satu kota menuju kota yang lain
aku suka perjalanan lengkap dengan pemandangan indah.. Lampu-lampu di jalan, awan biru damai di langit, sawah hijau permai. Maka dari itu aku setuju dengan slogan 'gemah ripah loh jinawi' untuk negara kita. Tapi di beberapa kota, slogan tersebut tidak berlaku karena pencemaran lingkungan yang terjadi.
Kadang terbesit keinginan untuk travelling dengan jarak yang lebih jauh, yang lebih banyak lagi tantangan.
Ah tapi itu tidak mungkin untuk saat ini!
Tidak mungkin aku mendapat ijin dari orang tuaku.
Tidak mungkin aku mampu menghadapi orang-orang 'rese' di jalanan.
Tidak mungkin aku punya waktu luang segitu banyak.
Dan tidak mungkin juga aku mendapat dana yang segitu banyak juga.

Hah, mungkin nanti.

Kalau aku sudah tidak lagi menyandang status single. Aku harap suamiku mau aku ajak melihat kehebatan-Nya dengan menjekakan kaki ke tempat yang belum pernah aku singgahi. Dan semoga kita juga mampu menjejakan kaki di dua kota hebat itu, Mekkah dan Madinah untuk melaksanakan rukun islam yang terakhir. Amiin...

Sabtu, 20 Februari 2010

20 Februari 2010

Sampai detik ini

:
Tidak ada kabar, tidak ada sapa darimu

>_<

Kamis, 18 Februari 2010

Budaya Membaca dan Perpustakaan yang Representatif?


Membaca merupakan budaya yang kurang membumi di negeri ini. Dilihat dengan parameter manapun, budaya membaca tenggelam dibandingkan budaya menonton. Hegemoni televisi terhadap masyarakat semakin jelas terlihat ketika industri pertelevisisan mulai berkembang tahun 90-an. Sedangkan industri perbukuan bertahan dengan carut marut dunianya sendiri dengan berbagai kendala penerbitan.


Banyak manfaat yang ditawarkan ketika kita rajin membaca buku. Seseorang dapat memperdalam pengetahuannya sehingga ia lebih peka, kritis, dan terbiasa berfikir sistematis dalam menangkap gejala sosial.


Namun pola pikir seperti itu tidak akan terbentuk jika tidak didukung oleh berbagai ragam bacaan. Berbagai tips yang menawarkan bagaimana menumbuhkan minat baca banyak bermunculan. Tapi yang menjadi soal adalah ketika minat baca yang telah tumbuh, terkendala oleh mahalnya buku.


Di sisi lain, jika hendak mengandalkan perpustakaan, buku-bukunya sering tidak update. Atensi masyarakat terhadap perpustakaan pun tidak sebesar terhadap televisi. Dengan televisi, tinggal pencet tombol dan langsung bisa menikmati sajian yang beragam. Sedangkan jika ingin ke perpustakaan harus pergi ke sekolah, atau pusat kota untuk berkunjung ke perpustakaan daerah dan itupun seringkali tidak terpuaskan. Tidak ada perpustakaan yang memadai di lingkungan sekitar menyebabkan makin mewabahnya virus malas dalam membaca.


Perpustakaan merupakan hal yang begitu krusial ketika kita dihadapkan dengan harga buku yang mahal. Institusi seperti sekolah ataupun perguruan tinggi sudah selayaknya mempunyai perpustakaan yang representatif dalam pemenuhan kebutuhan membaca.


Hal tersebut tak ditemui di Universitas Negeri Yogyakarta yang di tahun 2009 menggembor-gemborkan diri sebagai World Class University. Bila dibandingkan dengan perpustakaan di dua perguruan tinggi negeri di Jogja (baca : UGM dan UIN), UNY kalah jauh.


Dengan masalah yang beragam seperti tidak sesuainya katalog online dengan buku yang ada di rak, kurang komplitnya buku hinga pelayanan yang kurang memuaskan dari para penjaga. Penjaga-penjaga yang tidak ramah turut mendorong malasnya mahasiswa untuk datang berkunjung, mahasiswa seringkali datang jikalau ada tugas saja selain untuk kepentingan itu mahasiswa jarang datang. Dengan tampang muka sangar dan kurang senyum dari penjaga perpustakaan, sudah membuat orang yang akan berkunjung mengurungkan niatnya.

http://ekspresionline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=56:budaya-membaca-dan-perpustakaan-yang-representatif&catid=2:opini&Itemid=3

Sedang Belajar Seperti Itu...

Sedang Belajar Seperti Itu...

Saya sedang belajar seperti itu, seperti Baso dalam novel N5M yang selalu bisa mebuat apapun yang terjadi menjadi nyaman. Ya karena itu tadi, dia bisa mengambil sisi positif dari setiap kejadian. Bahkan bencana sekalipun. Siang tadi seorang kawan bilang padaku “Raimu ki lho yak, ayem tenan” artinya kira-kira seperti ini : ekspresi yang dipancarkanku itu tenang. Entah aku salah persepsi atau tidak, yang saya tangkap seperti itu. Pembicaraan tersebut terjadi di kelas, karena dosen pengampu mata kuliah Aplikasi Komputer yang ‘killer’.

Saya sedang belajar seperti itu, Seperti Mbak Rara yang selalu tawadzun. Semester ini mungkin saya harus belajar lebih keras karena dosen pengampu ‘sangar-sangar’, 25SKS banyak praktek. Oh no, artinya tidak ada waktu yang bisa digunakan untuk hanya sekedar “main-main” apalagi sekarang saya juga harus membagi lagi 24 jam waktu yang Allah berikan untuk HIMA, UKKI Al-Mujaddid, KAMMI, mungkin juga FOSMA ESQ (Insyaallah).

Saya sedang belajar seperti itu, seperti Pak Gunardo yang mampu terlepas dari suntikan ekonomi keluarga saat statusnya masih single dan masih menjadi mahasiswa. Tapi saya bingung, Selain usaha kecil-kecilan yang saya lakukan sekarang. Saya harus apalagi?

Saya sedang belajar seperti itu, saperti para aktivis lingkungan yang memperjuangkan bumi ini untuk anak cucu kita kelak. Walaupun sampai sekarang saya belum bisa melakukan lebih dari ‘berusaha membuang sampah pada tempatnya’.

Saya sedang belajar bahkan memaksakan diri...
Memaksakan diri agar mampu menjadi orang yang bisa mengambil sisi positif dari setiap kejadian.

Saya sedang belajar, bahkan memaksakan diri...
Memaksakan diri agar mampu menjadi pelajar yang juga peduli dengan teman lain dan masyarakat.

Saya sedang belajar, bahkan memaksakan diri...
Memaksakan diri agar mampu menjadi manusia yang mandiri juga merdeka.

Saya sedang belajar bahkan memaksakan diri...
Memaksakan diri agar mampu menjadi mahluk yang peduli terhadap lingkungannya yang semakin hari semakin parah.

Saya sedang belajar, bahkan memaksakan diri...

Memaksakan diri agar MENJADI LEBIH BAIK.

Senin, 15 Februari 2010

Negeri 5 Menara

Judul Buku : Negeri 5 Menara
Penulis : A. Fuadi
Penerbit : Gramedia
Jumlah Halaman : 432 Halaman
Harga : Rp.50.000


Ibarat sedang berada di hamparan padang pasir yang gersang.. negeri 5 menara hadir bagai penawar rasa haus yang mampu memberikan kita enegi untuk terus melangkah dalam kehidupan ini. Untaian kata-kata ajaib dalam buku ini juga mampu mensuplai asupan gizi dalam otak kita. Alif, seorang anak yang patuh terhadap ibunya, awalnya dia hanya terpaksa masuk ke pondok. Sampai dia bertemu dengan sahibul menara, kawan dekatnya di Pondok Madani. Masing-masing dari mereka punya kekurangan dan kelebihan sendiri, termasuk juga Alif. Dengan bermottokan “Man Jadda Wajada” Mereka berlari mengejar apa yang mereka impikan. Menurut saya, novel ini malah lebih inspiratif daripada novel inspiratif sebelumnya yang menceritakan kehidupan sekawanan anak-anak dalam mengenyam pendidikan di Belitong sana. Karena dalam negeri 5 menara lebih ada sentuhan nilai islam dan memang disini menceritakan kehidupan di Pondok Modern Gontor di pelosok Ponorogo. Hingga sayapun sekarang juga mempunyai motto hidup Man Jadda Wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil. Membaca negeri 5 menara, bagi saya adalah seperti kebanjiran kepingan-kepingan semangat, bahkan sekarang saya bagai dibom oleh semangat yang berkobar-kobar. Hmm, saya jamin anda tidak bakal rugi jika mebacanya. Selamat membaca ^ ^

Sabtu, 13 Februari 2010

:'( main rahasia-rahasiaan.. gitu ya??

Maaf mengeluh (lagi)
aku tanya bener-bener
ada urusan apa?
malah dibilang cerewet
aku tanya kenapa kemaren nggak bisa nemenin?
malah pamit, mau tidur katamu
sebenernya kamu yang memang nggak peka atau aku yang terlalu sensitif, sih?
Sederhana saja, aku cuma pengen jadi wanita yang lebih ngertiin kamu kok (dari sebelumnya)
tapi gimana aku bisa lebih pengertian kalau kamu seperti itu terus
mana aku tau apa yang kamu rasa?
kalau begitu, mana aku tau aku harus bersikap bagaimana?
ya udah sana istirahat.. asal jangan lupa, bangun lagi..

Mengerikan

Tiba-tiba seorang lelaki yang menurutku, kira-kira usianya 30+ meminta mas penjaga me-nyecan sebuah surat nikah..
Bukannya su'udzon, melihat gerak-geriknya aku sudah curiga..
Dugaanku tidak meleset, orang ini juga meminta di editkan..
Spontan mas penjaga langsung menolak.. Dengan alasan, tidak mau berurusan dengan polisi..

Pria itu pergi, tapi sejurus kemudian.. Dia datang lagi.. Kali ini dengan nada memaksa atau mengancam? lebih tepatnya..

Aku kira karena takut mungkin.. Mas penjaga mau juga menerima job ini..

Dengan sejuta tanda tanya bersarang di kepalaku. Aku tinggalkan tempat itu, karena memang urusanku disini juga sudah selesai..

Ah sulit sekali berprasangka baik dengan pria tadi, mungkin nggak ya dia melakukan untuk hal positif?

Aku kembali memutar otak, malah kecurigaanku semakin menjadi-jadi.. Ketika teringat seorang tetangga yang pernah dijanjikan akan dinikahi oleh seorang pria, brengsek kataku..
Orang itu tinggal di rumah si wanita, bisa dibilang mereka kumpul kebo.. Mungkin..
Ternyata pria brengsek tadi meninggalkan si wanita malang.. Bagai di telan bumi, entah kemana pria brengsek tersebut menghilang..

Na'uzubillahimindzalik..
Semoga tidak terjadi lagi kasus seperti itu..

Wallahua'lam, hanya Engkau yang tau apa motivasinya..

Memang benar, islam dalam menjaga hubungan antara perempuan dan laki-laki..

Antara yang bukan muhrim, memang seharusnya ada batasan yang tidak boleh dilanggar..

Aku mbatin, dan berdoa setulus hati..
*) Allah, semoga suamiku nanti bukan dari golongan pria seperti itu.. Amiin

Semarang Kemarin

*) Ini di LawangSewu


**) Ini di Masjid Agung Jawa Tengah


***) Ini di Kota Lama



***
Yang aku suka disana adalah lampu-lampunya di malam hari... indah, entah kenapa aku suka banget... Jadi serasa ada di angkasa luar... (Lebay MODE:ON)
Sayang, pergi malem cuma sebentar... itupun sudah terlalu larut

Minggu, 07 Februari 2010

Tentang Apa yang Aku Pikirkan untuk yang Akan Datang

Tidak ada tempat di hati juga di jiwa untuk :
Berpangku Tangan
:
Bersikap seperti kebanyakan orang
:
Takabur
:
Mengeluh




Karena aku harus...bersiap siaga...nanti pasti akan tiba aku di jalan yang...berkelok, terjal, banyak kerikil dan batu besar disana...

Pasti...ini sunatullah...

Maka aku harus siapkan...amunisiku

untuk terus melangkah...melawan arus...bukan mengikutinya...
melawannya...bukan ikut hanyut olehnya...

*) Wanna be : Great Teacher juga Great Mother...

Jumat, 05 Februari 2010

Yang Seperti Ini yang Saya Suka

Kemarin pergi ke KP Bank BPD DIY...
Tujuaannya mau bayar SPP, nah pas masuk itu ada suara gendingan.. Kirain cuma kaset aja, pas nengok ke kanan.. Ada 3 orang laki-laki yang usianya sudah sepuh sedang memainkan gamelan jawa..
Wah jadi pengen lama-lama disini.. tapi baru berapa menit udah tiba giliranku dan artinya saya harus segera meninggalkan bank ini juga setelah urusanku selesai..


Nah gini yang seharusnya kita lakukan, bukan hanya mengaku-ngaku memiliki budaya itu.. Tapi kita juga harus mewujudkan rasa kepemilikan tersebut..
Kalau sudah diaku orang lain, baru deh kita seperti kebakaran jenggot..
Lalu ribut, mati-matian mengaku memilikinya..
Tragis..

Rabu, 03 Februari 2010

Long...Long Vacation (Baturraden & DM KAMMI)


Minggu pertama liburan, aku dan teman-teman pergi ke Purwokerto. Menuju tempat wisata yang 'katanya' cukup terkenal dari kota ini. Baturraden, kalau menurutku sih biasa aja. Hihi ya iya wong aku notabennya pernah menjadi penduduk kota yang tidak besar juga tidak kecil ini.
Dulu beberapa kali pernah meluncur kesana.
Tapi dulu aku belum pernah pergi ke atas naek angkot, sekarang untuk menuju kesana aku harus memakai angkot.
Huft, ternyata kita sedang tidak beruntung.
Kita tertipu tukang angkotnya, katanya kalau ke pancuran tujuh dulu kita lebih enak, selain kita tidak membayar tiket masuk kita juga bisa tinggal turun kalau mau ke lokawisata.
Hmm..Ternyata?
Arrgh, udah jalannya jauuuuhh bangeeett..muter-muternya itu bikin mual pula.
Eh..Bayar tiket 15ribu/orang
udah gitu bayar angkotnya 70rb
ya sudahlah tak apa..
keadaan tambah membosankan setelah kita tau kalau pancurannnya itu 'cuma seuceung'
jiaah..Puas di pancuran tujuh, turun deh kita ke bawah..
walah jian, medannya itu naik turun gitu..hihi sepatu sendalku hampir jebol..
Alhamdulillah, setelah berjam-jam kita berjalan..akhirnya kita sampai juga di bawah(lokawisata)
mungkin karena sudah terlalu capek, kita jadi nggak mood
habis sholat Dhuhur kita langsung pulang..
Terus di bawah(daerah bawah kota Purwokerto) kita langsung cari tempat makan..
Bakso pekih ternyata tutup, akhirnya kita makan di Lumpia
*) entah lumpia ini cuma ada di Purwokerto atau aku saja yang nggak tau. Selama aku menjelajahi kota lain. Lumpia jumbo ini cuma aku jumpai di Kota ini

selesai makan...pulang ke beskem (kos Mbak Ivi)


beberapa hari sepulang dari Purwokerto...aku ikut Dauroh Marhalah(DM) yang diselenggarakan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia(KAMMI) komisariat UNY.
4 hari berada di Banaran-Galur..
Berasa mondok, setiap aktivitasku sudah di jadwal termasuk ibadah juga sudah di target..
Mulai dari sholat berjamaah, sholat sunah rawatib, sholat dhuha, qiyamul lail, tilawah, al-ma'tsurat.
Hari-hari dilewati dengan tidak nyaman(di DM memang sengaja di seting agar kita merasa tidak nyaman)
hingga aku sebut...hari-hari sulit bagiku..
tidur jam 11pm-3am
mandi dengan air yang menurutku tidak sehat (berasa, bau juga berwarna)
makan dengan lauk yang sangat 'minimalis'

materi demi materi sudah kita terima, tibalah hari terakhir yaitu outbond
waduh..Hasil outbond dari Baturaden belum ilang capeknya..

Dimulai bakda subuh, kita menyusuri pos demi pos
menuju pos kedua aku mendapat peran menjadi si buta..
Dari sini aku sadar aku harus banyak bersyukur, Allah meminjamkan dua mata hingga saya bisa melihat..
Perjalanan hingga pos 3 alhamdulillah lancar..
Ke pos terakhir itu, kita NYASAR..
mana kita pada gak bawa HP..
Bolak-balik kayak setrikaan..
Mau balik ke pos 3 sudah terlalu jauh..
Akhirnya aku beranikan diri meminjam sepeda warga, dan menanyakan arah yang benar ke pos 3..
Ketemu Mbak Rani, dkk.. Katanya arah yang di kasih tau Mbak Septi memang salah..
Haiaah..Di pos terakhir kami jadi bulan-bulanan massa karena kami datang paling akhir, padahal tadinya kami kelompok dua.
di pos terakhir, kami di bagi lagi menjadi dua kelompok..
Kali ini main perang-perangan..
Kami menganggap kelompok lain adalah yahudi, dan kami harus merebut panji islam dari tangan mereka..
Pertama kali, kami masih cengengesan di perang tersebut, gimana bisa? Mereka kawan harus dianggap lawan?
Teretet, kita di marahin gara-gara ketawa-ketiwi..
Yang kedua kalinya, berbekal semangat yang aku punya..aku pun berperang mencoba merebut panji islam..
akhir permainan, kedua kelompok sama kuatnya..tidak ada yang menang dan kalah..
padahal tanganku sudah berdarah kena cakaran teman-teman..

materi terakhir, adalah Aksi.. Simulasi Aksi kami lakukan atas ketidakpuasan kami dengan panitia..
dibentuklah orator, negosiator, logistik, kolap akhwat, kolap ikhwan..
Dan kami menyiapkan senjata kami dari kertas samson dan cat asturo..
*) Dari sini baru saya tau, kalau ternyata jauh sebelum melakukan Aksi. KAMMI Melakukan kajian dan riset dulu lalu sebelum aksi, kitapun harus mempersiapkan rukhiyah.

Masih dua minggu lagi lho liburan, tunggu cerita selanjutnya ya ^ ^