Minggu, 31 Oktober 2010

Abu Vulkanik Merapi Sampai ke Bawah (Jogja-red)

Pray for Indonesia






semenjak ada pemberitaan tentang meletusnya gunung Merapi...
keluarga dan sahabat-sahabatku di luar kota mengkhawatirkan keadaanku, oh Allah beruntungnya saya mengenal orang-orang yang peduli terhadapku...
padahal di sini tidak tejadi apa-apa, malah kampung halaman saya di Cilacap yang kena hujan abu duluan 5jam setelah meletusnya merapi, angin membawa erupsi tersebut hingga sampai Cilacap...
tapi kemarin, sabtu 30 Oktober 2010 di Jogja di guyur abu yang cukup deras.... hingga di jalanan pandanganku terhalang... jarak pandang hanya berkisar 10 m...
banyak orang membagikan masker di jalanan, ada juga yang mengabil gambar di sana-sini...
moment langka memang, setelah sepuluh tahu lalu saya juga terkena imbas Merapi, saat itu mungkin saya masih duduk di bangku SD...
Oh Allah, Engkau masih sayang ternyata, hanya Abu Vulkanik saja yang samapi sini...
andai Kau menghendaki laharnya sampai sini, pun kami tidak bisa apa-apa...
dan berapa nyawa lagi yang hilang? berapa anak lagi yang kehilangan orangtuanya? berapa keluarga lagi yang kehilangan harta bendanya?
tapi saya tau, ini semua Engkau maksudkan agar bumi di merapi sana seimbang... seharusnya kami sadar, kami sudah membuat ekosistem alam di sana menjadi tidak seimbang...
betapa Adilnya Egkau... setelah malam-pagi Kau mengguyur dengan hujan abu... sore-malem Kau guyur atap rumah-rumah kami dengan Hujan air...
agar debunya tidak menjadi penyakit...
Subhanallah...

besarkanlah hati orang-orang yang sedang Kau tunjukan kebesaran-Mu ya Allah...
semoga kami bisa mengambil pelajaran dari ini semua....

Selasa, 26 Oktober 2010

Please... Be Patient...

"bukankah hidup itu adalah kelas ujian demi ujian ??"

tidak berhenti pada level sekian dan sekian,
katanya kesabaran orang itu ada batasnya?
Ah siapa yang membatasi?

Jiwa dan raga menderu-deru
sakit...sakit
lelah...lelah

Oh Allah, terimakasih untuk pelajaran ikhlas dan sabar

minggu ini, Allah sedang menguji seberapa ikhlaskah aku mengabdikan diri menjadi pembantuNya..

Surga itu mahal, bunda?
Iya, begitu bunda mengajarkanku.

Lalu siapa yang mengajariku mengeluh?
Ah itu kan pilihan sikap orang biasa,
lantas kalau sudah tau kenapa memilihnya?

Senin, 25 Oktober 2010

Nabi Sulaiman dan Indonesia


Masalah percaya Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman atau tidak itu terserah pada pribadi masing-masing, mau percaya dan tidak itu pilihan.
banyak orang yang tidak percaya, tapi saya tidak mau apatis. segala kemungkinan bisa saja terjadi. toh sejarah islam tidak identik dengan timur tengah, buktinya nabi Sulaiman memang satu-satunya nabi yang mempunyai nama yang berawalan Su.
dan nama Su itu iedentik dengan nama orang Jawa.

Masa lalu itu bukan untuk di agung-agungkan dan dilupakan. tapi untuk pembelajaran. karena siapapun yang tidak belajar dari masa lalu pasti akan mengulanginya.

bukti lain seperti yang telah di ungkapkan Fahmi Basya :


Menurut Fahmi Basya, dan seperti yang penulis lihat melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran. Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tingkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.
"Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: 'Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman'." (QS Al-Baqarah [2]: 248).
Kedua, pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman telah wafat. (QS Saba [34]: 14). Saat mengetahui Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon.
Ketiga, para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung. (QS Saba [34]: 13). Seperti diketahui, banyak patung Buddha yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.
Keempat, Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS An-Naml [27]: 20-22). Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.
Kelima, kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). Menurut Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. "Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri," katanya menjelaskan. Ditambahkan Fahmi Basya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.
Keenam, Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15). Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata 'Wana' bermakna hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba.
Ketujuh, buah 'maja' yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya. "Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar[1236] dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr." (QS Saba [34]: 16).
Kedelapan, nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan kata 'su'merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang, yang namanya berawalan 'Su'. Kesembilan, Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud. "Pergilah kamu dengan membawa suratku ini." (QS An-Naml [27]: 28). Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.
Kesepuluh, bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. "Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman," kata Fahmi menegaskan.
Selain bukti-bukti di atas, kata Fahmi, masih banyak lagi bukti lainnya yang menunjukkan bahwa kisah Ratu Saba dan Sulaiman terjadi di Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang bertiup dari Asia dan Australia (QS Saba [34]: 12), kisah istana yang hilang atau dipindahkan, dialog Ratu Bilqis dengan para pembesarnya ketika menerima surat Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32), nama Kabupaten Sleman, Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya. Dengan bukti-bukti di atas, Fahmi Basya meyakini bahwa Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman. Bagaimana dengan pembaca? Hanya Allah yang mengetahuinya. Wallahu A'lam. 

Sabtu, 09 Oktober 2010

Dibalik Bilangan Ganjil

Hadits Qudsi menyebutkan, "Innalloha mitru, wayuhibbul witru", yang artinya, sesungguhnya Allah itu ganjil dan mencintai yang ganjil.


Nah, bilangan ganjil diajarkan-Nya untuk menjadi anchor atau jangkar untuk mengingat-Nya. Kita memilih hari untuk bepergian, "hm, tanggal 13 apa 14 ya?" lalu sontak kita memilih "tanggal 13 ah!", kemudian seorang teman berkata "kenapa 13?", lalu kita menjawab "Innalloha mitru, wayuhibbul witru", bukankah itu artinya kita sudah melaksanakan aktivitas mengingat Allah? Dzikrullah?


Bukan hanya mengingat, tetapi juga memilih apa yang Dia cintai. Nah, mulai sekarang jadikanlah bilangan ganjil sebagai anchor atau jangkar untuk mengingat-Nya. Ketika kita bimbang memilih hari untuk bepergian, pilih yang ganjil, ketika membeli sesuatu pilihlah jumlah yang ganjil, ketika menyalakan volume televisi tetapkan pada volume ganjil, dan setiap kali ada orang bertanya atau diri kita sendiri yang bertanya, "kenapa?", maka jawablah "Allah itu ganjil, dan menyukai yang ganjil". Maka kita sudah mengingat-Nya, sudah melibatkannya.


Quraish Syihab mengatakan, "Esensi beragama adalah melibatkan Allah dalam setiap urusan kita."


Wallahu'alam, CMIIW.



Sumber : dari kuliah taraweh di Masjid Daarut Tauhid (http://rizky165.blogspot.com/2010/09/rahasia-dibalik-bilangan-ganjil.html)